Hawariy Ash Shofwah Al Malikiyyah

Hawariy Ash Shofwah Al Malikiyyah Hawariy Ash Shofwah Al Malikiyyah adalah komunitas Santri, Muhibbin, dan Pengkhidmah yang berintisab kepada Abuya Al Maliki Al Hasani Makkah.

Kepala Suku Orang Rimba✍️ bang oemar“Di bawah idak berakar, di atas idak bepucuk, kalo di tengah ditebuk kumbang, kalau ...
14/08/2025

Kepala Suku Orang Rimba

✍️ bang oemar

“Di bawah idak berakar, di atas idak bepucuk, kalo di tengah ditebuk kumbang, kalau ke darat diterkam rimau, ke air ditangkap buayo“.

Ini adalah sebait Sloko Orang Rimba. Semacam peraturan adat tak tertulis yang dipegang kuat secara turun temurun. Pemangku dan Temanggung, sebagai kepala suku Orang Rimba bertanggung jawab untuk mengingatkan masyarakat Suku Anak Dalam agar selalu berpegang teguh dengan hukum adat ini.

Bait Sloko di atas mengandung arti betapa pentingnya berpegang teguh pada hukum adat yang sudah dirumuskan nenek moyang. Jika melanggar sumpah para leluhur, hidupnya akan sengsara, menderita, dan berpotensi mendapat bencana. Makna bait ini disimbolkan, "di bawah tidak berakar, di atas tidak berpucuk, di tengah disengat kumbang, di darat diterkam harimau, di air dimakan buaya."

Sebagai pelaksana khidmah pembinaan Suku Anak Dalam yang merupakan program dakwah dan tarbiyah Hai'ah Ash Shofwah Al Malikiyyah, saya merasa perlu untuk selalu menjumpai kepala suku di masyarakat rimba, entah Pemangku atau Temenggung. Selain sebagai bentuk etika, juga agar para santri da'i yang datang bisa mengetahui seluk beluk adat Orang Rimba. Sehingga para guru ini tidak sekali-kali melanggar adat yang berakibat fatal.

Seperti dalam agenda pengiriman guru kali ini, merasa harus untuk menemui Pemangku Balus alias Pak Saidun, kepala suku masyarakat rimba di kawasan Punti Kayu Dua. Kepada Pak Saidun saya menjelaskan bahwa kedatangan empat guru dari Jawa ini untuk menemani dua guru yang sudah tinggal di sini sejak empat bulan silam. Saya titip para guru ini agar mereka dibimbing oleh Pak Saidun agar mengetahui seluk beluk hukum adat Suku Anak Dalam.

"Sayo beterima kasih akan datangnyo kawan-kawan baru ini. Walau bagaimano ini menjadi tanggung jawab kito..." jawab Pak Saidun selalu Pemangku Suku Anak Dalam.

Setelah para guru pengajar Suku Anak Dalam yang baru ini saya serahkan kepada kepala suku, hati mulai sedikit lega. Karena saya yakin bahwa kepala suku akan menjaga mereka selalu hidup membersamai masyarakat rimba. Aktifitas pembinaan pun akan berjalan seusai rencana. Sayapun tidak lagi kepikiran untuk berpamitan.

Yassalam.

~ Sarolangun Jambi, 13-08-2025

👉 Narahubung program pembinaan Suku Anak Dalam Hai'ah Ash Shofwah Al Malikiyyah:
📞 082331122979 (Bang Oemar | Hawariy Pusat)

Tiba Di Bukit Suban Air Hitam✍️ bang oemarTransit di kota Palembang hanya sehari saja. Sekedar melepas penat setelah seh...
12/08/2025

Tiba Di Bukit Suban Air Hitam

✍️ bang oemar

Transit di kota Palembang hanya sehari saja. Sekedar melepas penat setelah sehari dua malam perjalanan darat dari Malang ke Palembang. Di kota Ampera ini, kami gunakan untuk healing sejenak sebelum masuk ke dalam rimba. Keliling kota Palembang, berswafoto di kaki jembatan Ampera, menikmati suasana kota sambil naik kereta LRT (ligth rail transit), moda transportasi umum yang menghubungkan beberapa titik di seantero kota Ampera.

Setelah itu, kami melanjutkan perjalanan darat ke Sarolangun via kereta api. Naik kereta Sindang Marga dari stasiun Kertapati Palembang turun stasiun Lubuklinggau. Enam jam perjalanan dengan jarak tempuh sekira 300 km, seperti Surabaya Banyuwangi kalau di Jawa Timur.

Jam 2 malam tiba di stasiun Lubuklinggau, dan langsung dijemput oleh tim khidmah yang sudah sejak awal program pembinaan Suku Anak Dalam setia membersamai kami. Dari stasiun kami langsung melanjutkan perjalanan menuju Singkut Sarolangun untuk transit sekedarnya. Jarak dari Lubuklinggau ke Singkut sekira 100 km dengan waktu tempuh 2 jam.

Pondok Nurul Jadid Singkut Sarolangun asuhan Kiai Imam Hambali, menjadi tempat transit wajib para santri da'i yang akan melakukan pembinaan Suku Anak Dalam. Karena sejak awal, Kiai Imam Hambali menjadi mitra utama dalam program ini. Mulai penyiapan akomodasi hingga membangun jaringan dan komunikasi. Dan inip**a yang menjadi wasilah kelestarian program ini.

Seusai sarapan, kami melanjutkan perjalanan ke desa Bukit Suban kecamatan Air Hitam kabupaten Sarolangun. Bukit Suban adalah desa terakhir diujung kabupaten Sarolangun, karena berbatasan langsung desa Bunga Antoi sebelah barat dan kecamatan Pamenang sebelah selatan, yang keduanya masuk wilayah kabupaten Merangin.

Sementara di sisi utara desa Bukit Suban berhadapan langsung dengan Taman Nasional Bukit Dua Belas, sebuah kawasan belantara yang dihuni oleh masyarakat Suku Anak Dalam. Jarak antara pusat desa dengan pemukiman orang rimba tidak lebih dari 5 km saja. Sehingga bisa dikata desa Bukit Suban ini merupakan desa terdekat dengan masyakarat Suku Anak Dalam.

Jarak dari Singkut ke Bukit Suban antara 100 km-an. Sementara durasi tempuh tergantung cuaca. Kalau tak ada hujan, tentu lebih cepat. Jika usai hujan, pasti melambat karena harus melintasi jalanan tanah gambut yang berlumpur. Bahkan bisa jadi, kendaraan roda empat dilarang melintas karena kondisi jalan yang tidak memungkinkan untuk dilewati akibat kubangan lumpur yang ekstrim.

Untuk menuju desa Bukit Suban ada tiga jalur. Lewat pertigaan Pauh, pertigaan Jelatang, atau pertigaan Margoyoso. Jalur Jelatang seringkali jadi pilihan utama karena jaraknya lebih pendek. Jalurnya memotong tengah lewat perkebunan sawit. Tetapi resikonya jika hujan, banyak sekali dijumpai kubangan lumpur yang menyebabkan kendaraan roda empat terjerembab.

Alhamdulillah, kamipun tiba di desa Bukit Suban tanpa halangan. Gerimis datang pagi-pagi sekedar menyapa tanah di kawasan Air Hitam, tak sampai menghalangi perjalanan kami. Perjalanan dari Singkut, Sarolangun, Pamenang, Jelatang, Sh**un, hingga kawasan Halmahera Bukit Suban lancar nyaris tanpa halangan. Dua santri da'i utusan kampus UAS Kencong Jember yang sudah berbulan-bulan tinggal disini menyambut kami di sebuah masjid kawasan Jelatang. Lalu mengantar kami ke kediaman Ustadz Agus, salah satu tim inti dalam program pembinaan ini.

Sejenak saja kami transit di kawasan Halmahera Bukit Suban ini. Dua atau tiga jam lagi, kami akan melanjutkan perjalanan menuju Punti Kayu Dua, kawasan pemukiman masyarakat rimba Suku Anak Dalam.

Terima kasih atas bantuan doa, partisipasi, dan donasi panjenengan semua. Semoga kami dan para santri da'i bisa menjalankan amanah ini dengan ikhlas dan istikamah. Jazakumullah khoiron.

Yassalam.

~ Air Hitam Sarolangun, 11-08-2025

Leluhur Dua Guru Yang Saling Bertemu[Tahni'ah Eid Milad Untuk Abi Ihya]✍️ bang oemarSuatu ketika, sekitar tahun 2005, sa...
10/08/2025

Leluhur Dua Guru Yang Saling Bertemu
[Tahni'ah Eid Milad Untuk Abi Ihya]

✍️ bang oemar

Suatu ketika, sekitar tahun 2005, saya sedang berkhidmah membersamai guru saya, Abuya Kiai Abdul Mu'iz Koncer Bondowoso, untuk hadir sebuah acara di Pondok Nurul Haromain Pujon Malang. Kiai Mu'iz didaulat sebagai penceramah di pesantren asuhan Kiai Ihya Ulumiddin, sahabat dekat Kiai Mu'iz. Bahagia tak terkata, karena saya bisa berkhidmah membersamai perjalanan Sang Guru kala itu.

Kedekatan antara Kiai Mu'iz dengan Kiai Ihya sudah terjalin cukup lama, sejak keduanya sama-sama menimba ilmu di Al Ma'hadul Islamiy di Bondowoso di awal tahun 1970-an. Setelah dari Al Ma'hadul Islamiy Bondowoso, Kiai Mu'iz dan Kiai Ihya kemudian berangkat ke timur tengah bersama 6 orang temannya untuk melanjutkan pengembaraan mencari ilmu. Kelak, 8 santri dari Bondowoso inilah yang kemudian menjadi santri pertama Abuya Sayyid Muhammad bin Alawi Al Maliki Makkah.

Saat ceramah, Kiai Mu'iz bercerita bahwa hubungan antara beliau dengan Kiai Ihya bukan hanya karena ikatan keguruan dan keilmuan, tetapi juga terjalin oleh ikatan keluarga. Dan hal itu baru diketahui setelah keduanya sama-sama kembali ke Indonesia.

"Kiai Ihya pernah bercerita bahwa buyut beliau di Lamongan sering bertandang ke Bondowoso. Kendaraan yang ditunggangi bukan kuda atau kereta, tetapi menunggangi macan. Dan, buyut saya juga pernah bercerita bahwa beliau punya saudara di Lamongan yang sering datang bertandang ke Bondowoso menunggangi macan. Setelah saya lacak, ternyata buyutnya Kiai Ihya ini ada yang dari jalur Madura, dan masih ada hubungan keluarga dengan buyut saya." Cerita Kiai Mu'iz dalam ceramah itu.

Dalam satu momen pisowanan, saya iseng menanyakan ihwal cerita Kiai Mu'iz itu kepada Abi Ihya. Rupanya, Abi Ihya membenarkan hal itu. Bahwa ada salah satu buyut beliau yang memang memiliki kelebihan, diantaranya memiliki macan sebagai tunggangan.

Awal 2018, saya pernah sowan ke Habib Luthfi bin Yahya di Pekalongan. Saat perkenalan, saya matur bahwa saya santri Kiai Muiz Bondowoso dan santri Kiai Ihya Pujon. Ketika mengomentari Kiai Ihya, Habib Luthfi dawuh, "Oh, Kiai Ihya yang keturunan Madura itu...?"

"Bukan Madura, Habib. Tapi beliau dari Lamongan," saya sedikit menyanggah.

"Kiai Ihya itu ada keturunan Madura-nya..." Habib Luthfi semakin mempertegas.

Sejak saat itu saya semakin yakin, bahwa leluhur dua guru saya bertemu dalam satu titik ikatan kekerabatan, pun juga ikatan keguruan. Sama-sama alumni Al Ma'hadul Islamiy Bondowoso. Sama-sama santri Abuya Sayyid Muhammad bin Alawi Al Maliki. Punya buyut yang sama dari Madura. Maka tidak heran jika guru saya, Abuya Kiai Abdul Muiz ketika bercerita awal mula berjumpa dengan Kiai Ihya saat nyantri di Al Ma'hadul Islamiy Bondowoso, Kiai Mu'iz dawuh, "Saat awal bertemu, hati ini didahului oleh perasaan cinta. Sehingga tanpa terasa, kami berdua ngobrol berjam-jam tanpa terasa. Seperti sudah kenal lama, padahal itu awal mula kami berjumpa..."

Kedekatan ikatan keilmuan (al-ilmu luhmatun ka luhmatin nasabi) serta ikatan kekeluargaan yang kuat itulah yang kemudian menyimpul keduanya dalam satu ikrar sakral di depan Kakbah, "siapa saja yang meninggal terlebih dahulu, maka yang masih hidup-lah yang ikut turun mengantar sampai ke liang lahat."

Ikrar itu diucapkan ketika keduanya sama-sama menimba ilmu di haribaan Abuya Sayyid Muhammad bin Alawi Al Hasani. Ikrar itu benar-benar dilaksanakan oleh Abi Ihya ketika guru saya, Abuya Kiai Abdul Muiz wafat. Abi Ihya' turun langsung ke liang lahat, mengantar sahabat karibnya menuju peristirahatan yang abadi. Ikrar itu menjadi penanda bahwa keduanya adalah dua hamba saleh yang saling mencinta karena Allah. Lillah, Billah, Ma'allah.

Sugeng ambal warso, Abi Ihya. Semoga senantiasa dikaruniai kesehatan dan keberkahan umur. Amin.

Barokah doa untuk kedua guru saya, Almaghfurlah Abuya Kiai Abdul Muiz Tirmidzi Bondowoso dan Abina Kiai M. Ihya' Ulumiddin, lahumal fatihah...

~ Prabumulih Sumsel, 10 Agustus 2025

MOHON BAROKAH DOAPengiriman Guru Suku Anak DalamUtusan Hai'ah ASH-SHOFWAH AL-MALIKIYYAH------------Agustus 2025---------...
08/08/2025

MOHON BAROKAH DOA
Pengiriman Guru Suku Anak Dalam
Utusan Hai'ah ASH-SHOFWAH AL-MALIKIYYAH
------------Agustus 2025-----------

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته.

Atas nama pelaksana khidmah Program Pengiriman Guru Pengajar Suku Anak Dalam (SAD) ke pedalaman rimba Jambi Sumatera, kami memohon barokah doa dan partisipasi dari para Habaib, Kiai, Masyaikh, Asatidz, dan para Dermawan untuk program unggulan Hai'ah ASH-SHOFWAH AL-MALIKIYYAH ini dengan agenda sebagai berikut:

1. Dua santri da'i yang bertugas di Suku Anak Dalam saat ini adalah delegasi dari kampus Universitas Al Falah Assunniyah (UAS) Kencong Jember atas nama Mas Jamaludin dan Syamsul Huda.

2. Pengiriman empat santri da'i sebagai guru pengajar Suku Anak Dalam periode Agustus 2025 adalah delegasi dari kampus Universitas Al Ibrahimy PP Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo Situbondo atas nama: Muktafi Damhuji, Badrul Arifin, Muhaimin, dan Abdullah Khairi Laduni.

3. Pengiriman 4 santri da'i menempuh jalur darat dengan schedule sebagai berikut:

~ Jum'at, 08-08-2025: naik bis dari Malang menuju Palembang

~ Sabtu, 09-08-2025: tiba dan transit sehari di Palembang

~ Ahad, 10-08-2025: naik kereta api dari Palembang ke Lubuklinggau

~ Senin, 11-08-2025: perjalanan dari Lubuklinggau menuju Singkut Sarolangun, lalu menuju desa Bukit Suban kec Air Hitam kab Sarolangun

~ Selasa, 12-08-2025: para santri da'i mulai beraktivitas melakukan pembinaan dan pendampingan bersama masyarakat Suku Anak Dalam

4. Kebutuhan enam santri da'i yang sedang melakukan pembinaan terhadap Suku Anak Dalam antara lain, beras, minyak goreng, mie instan, lauk-pauk, gula, bensin untuk mobilitas, dan biaya hidup.

Bagi Antum yang ingin turut berdonasi untuk program Pembinaan Suku Anak Dalam (SAD) yang dilakukan oleh Hai'ah ASH-SHOFWAH AL-MALIKIYYAH bisa langsung transfer ke:

~ Rekening BCA: 4400013026
~ Atas Nama: UMAR FARUQ
~ Konfirmasi: 082331122979 (Umar Hawariy)

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته.

~ Surabaya, 08 Agustus 2025

Pelaksana Khidmah
UMAR FARUQ (Hawariy)

Perjalanan Darat Ke Suku Anak Dalam✍️ bang oemarPerjalanan dari Malang menuju pedalaman Jambi Sumatera via darat itu ses...
08/08/2025

Perjalanan Darat Ke Suku Anak Dalam

✍️ bang oemar

Perjalanan dari Malang menuju pedalaman Jambi Sumatera via darat itu sesuatu banget. Yang jelas, lebih hemat, itu pasti. Selebihnya, akan lebih terasa sensasi dan nuansa petualangan selama perjalanan.

Jika ditotal, durasi perjalanan ini akan menghabiskan sekira 4-5 hari. Dari Malang langsung tembus ke pemukiman masyarakat rimba Suku Anak Dalam di kawasan Taman Nasional Bukit Dua Belas Jambi Sumatera.

Naik bis-nya saja dua hari, dari Malang turun Palembang. Transit sejenak di Palembang. Lalu meneruskan perjalanan naik kereta api menuju Lubuklinggau sejauh 300 km. Ketika naik kereta api ini, serasa masuk taman safari.

Pasalnya, sejauh mata memandang, bentangan hutan dan perkebunan merimbuni perjalanan. Sesekali saja tampak siluet rumah penduduk berkerumun di tengah perkebunan sawit atau karet. Sesekali p**a terlihat segerombolan orang di area pertambangan batu bara. Meski melintasi belantara, rel kereta api dari Palembang ke Lubuklinggau jalurnya ganda, karena berbagi dengan sepur pengangkut batu bara.

Setibanya di Lubuklinggau, sudah ada tim khidmah yang menjemput untuk diantar ke Singkut Sarolangun. Transit sejenak di Singkut. Sowan para guru di wilayah Sarolangun yang sejak awal membersamai kami dalam menjalankan amanah pembinaan Suku Anak Dalam ini. Mukai Kiai Imam Hambali, Kiai Munir, Kiai Kamil Pelawan, Kiai Nafi' putera Buya Salek, Kiai Rois Mandiangin, Kiai Qodir Pauh, Kiai Bakhir Kanjeng Sepuh, dan beberapa guru lainnya.

Dari Singkut, perjalanan dilanjutkan dengan mobil bergardan ganda, tentunya yang tinggi, menuju desa Bukit Suban kecamatan Air Hitam. Sekira 100 km jarak perjalanan yang harus di tempuh dengan medan berbatu dan berkubang lumpur. Jika musim penghujan, armada yang dibawa harus tinggi agar tak terseok batu atau terjerembab di kubangan lumpur.

Bukit Suban adalah desa terakhir sebelum masuk ke kawasan Punti Kayu Dua, tempat masyarakat Suku Anak Dalam berdiam. Sehari semalam istirahat sejenak di Bukit Suban, menyiapkan banyak hal untuk melanjutkan ke dalam rimba. Jarak dari desa Bukit Suban ke Punti Kayu sekira 3-4 km. Ada beberapa unit sepeda motor yang biasa dipakai untuk mobilitas dari desa ke rimba. Di desa Bukit Suban ini kami mengumpulkan bekal, mie instan, telur, beras, minyak, gula, kecap, dan sebagainya. Agar ketika sudah stay di dalam rimba tidak kesulitan mencari makanan.

Yah, sekitar 5 hari perjalanan tepatnya. Tapi bagi para santri da'i yang dikirim ke pedalaman, 5 hari perjalanan darat ini akan menjadi cerita kehidupan yang terus abadi. Yang tak mungkin bisa terulang kembali.

So, mohon barokah doanya, hari ini saya bersam empat santri da'i delegasi kampus Universitas Al Ibrahimy PP Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo Situbondo sedang menempuh perjalanan darat dari Malang ke pedalaman Jambi untuk menjalankan amanah pembinaan Suku Anak Dalam sebagai bagian dari program dakwah Hai'ah Ash Shofwah Al Malikiyyah. Semoga kami diberi kekuatan, keikhlasan, dan ke-istikamahan. Amin.

Yassalam

~ Rest Area Pemalang, 08-08-2025

👉 Bagi panjenengan yang ingin berdonasi dan berpartisipasi untuk program pembinaan Suku Anak Dalam ini bisa langsung menghubungi kami sebagai pelaksana khidmah:
📞 082331122979 (Bang Oemar Hawariy Pusat)

Pamitan Ke Abi Ihya'✍️ bang oemarSetelah dua pekan mengikuti Tau'iyah di Pondok Nurul Haromain Pujon Malang, empat santr...
07/08/2025

Pamitan Ke Abi Ihya'

✍️ bang oemar

Setelah dua pekan mengikuti Tau'iyah di Pondok Nurul Haromain Pujon Malang, empat santri delegasi PP. Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo Situbondo yang akan mengikuti program Pembinaan Suku Anak Dalam ini mulai berkemas. Persiapan untuk tahap berikutnya, menempuh perjalanan darat dari Malang ke Sarolangun Jambi.

Sowan kepada para masyaikh, habaib, kiai, dan para guru adalah ritual yang tidak pernah dikesampingkan dalam agenda keberangkatan para santri da'i. Dengan melakukan ritual pisowanan, para santri da'i akan mendapatkan wejangan sebagai nutrisi dakwah dan tarbiyah. Mengatur strategi, menjaga frekuensi hati, pembentengan diri, lahir batin, pembekalan wirid dan amalan, serta pemberian sangu doa barokah. Semua itu sangat dibutuhkan oleh para santri da'i, dan menjadi misi ketika sowan para masyaikh.

Siang ini, para santri da'i sowan kepada KH. M. Ihya' Ulumiddin (Abi Ihya'), Aminul 'Aam Hai'ah Ash Shofwah Al Malikiyyah yang sekaligus Pengasuh PP. Nurul Haromain Pujon Malang. Abi Ihya' memberikan banyak taujih dan doa kepada para santri da'i yang akan beranjak ke pedalaman Jambi.

"Kalau berada di tempat yang agak rawan, baca Rotibul Atthos. Juga baca bismillahiiladzi laa yadurru ma'asmihi syai-un fil ardhi walaa fissama' wahuwas sami'un 'alim.." itu diantara pesan Abi Ihya'.

Sebagai pelaksana khidmah, saya sekalian melaporkan perkembangan program dakwah Hai'ah Ash Shofwah Al Malikiyyah ini. Punti Kayu Dua, yang dulu hanya berupa komplek pemukiman masyarakat rimba yang sepi, kini mulai ramai. Keberadaan para santri da'i yang dikirim telah membantu terciptanya iklim peradaban secara perlahan.

"Di dalam sudah ada masjid, MCK, juga listrik tenaga surya," saya sampaikan keadaan terkini.

Memang sebelumnya, keadaan sangat terbatas. Untuk mandi dan buang air harus ke sungai dengan melintasi semak-semak. Untuk penerangan dulu pakai aki yang harus disetrum setiap dua hari sekali. Masjid juga jauh berada di perkampungan warga dusun yang berjarak sekira 4 km-an. Tapi kini semua sudah tersedia.

Berkat sinergitas lintas entitas, lintas lembaga, program pembinaan Suku Anak Dalam ini bisa terus berjalan secara lestari sampai saat ini. Maturnuwun kepada panjenengan semua yang telah ikut berdonasi dan berpartisipasi untuk kesuksesan program pembinaan Suku Anak Dalam di kawasan rimba Bukit Dua Belas Jambi Sumatera.

Jazakumullah khoiron.

~ Pujon Malang, 06 Agustus 2025

👉 Bagi panjenengan yang ingin berdonasi dan berpartisipasi untuk program ini bisa langsung menghubungi kami sebagai pelaksana khidmah:
📞 082331122979 (Bang Oemar | Hawariy Pusat)

Tau'iyah Santri Da'i✍️ bang oemarProgram pembinaan Suku Anak Dalam di kawasan rimba Bukit Dua Belas Jambi Sumatera yang ...
06/08/2025

Tau'iyah Santri Da'i

✍️ bang oemar

Program pembinaan Suku Anak Dalam di kawasan rimba Bukit Dua Belas Jambi Sumatera yang diprakarsai oleh Hai'ah Ash Shofwah Al Malikiyyah sudah berjalan selama kurang lebih 5 tahun lamanya. Terhitung sejak pengiriman pertama pada Februari 2019, yang saat itu diantar langsung oleh Kiai Azaim Ibrahimy, mewakili Maktab Markazi Hai'ah Ash Shofwah Al Malikiyyah.

Sejak saat itu, pengiriman santri da'i oleh Hai'ah Ash Shofwah Al Malikiyyah untuk program pembinaan Suku Anak Dalam terus berlangsung. Beberapa pesantren dan lembaga pendidikan ikut berperan aktif dengan mendelegasikan para santrinya mengikuti program ini. Diantaranya PP. Nurul Haromain Pujon Malang, PP. Assunniyah Kencong Jember, PP. Darullughah Wadda'wah Bangil Pasuruan, PP. Nurul Haromain Kulonprogo Jogja, PP. Darurtauhid Purworejo Jawa Tengah, PP. Nurul Jadid Singkut Sarolangun, PP. Assalamah Pelawan Sarolangun, Universitas Islam Internasional Darullughah Wadda'wah (UII Dalwa) Bangil, Universitas Al Ibrahimy Situbondo, Universitas Al Falah Assunniyah (UAS) Kencong Jember, dan beberapa lembaga lainnya.

Beberapa santri yang akan dikirim ke pedalaman Jambi ini terlebih dahulu mengikuti program Tau'iyah (pembinaan) terlebih dahulu di PP. Nurul Haromain Pujon. Tujuannya adalah tauhidul fikroh (penyamaan persepsi) serta pembekalan dakwah bagi calon da'i.

Kendati demikian, terkadang ada beberapa kendala tehnis sehingga program Tau'iyah ini tidak bisa dilaksanakan secara maksimal. Misalnya faktor pandemi, atau efisiensi waktu bagi para santri da'i sehingga harus langsung segera berangkat ke lokasi dakwah membersamai masyarakat rimba Suku Anak Dalam.

Pada pengiriman kali ini, ada empat santri mahasiswa dari Universitas Al Ibrahimy Situbondo yang akan mengikuti program pembinaan Suku Anak Dalam ini. Ke empat santri ini mengikuti Tau'iyah terlebih dahulu selama dua pekan di PP. Nurul Haromain Pujon.

Dua hari lagi, empat santri dari kampus Al Ibrahimy PP. Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo Situbondo ini akan menyusul dua santri da'i delegasi kampus Universitas Al Falah Assunniyah (UAS) Kencong Jember yang sudah berada di dalam rimba sejak beberapa bulan yang lalu. Santri delegasi dua institusi ini akan bersinergi untuk melakukan program pembinaan Suku Anak Dalam di kawasan rimba Bukit Dua Belas pedalaman Jambi Sumatera.

Mohon barokah doanya, semoga para santri da'i diberi kekuatan, keikhlasan, dan ke-istikamahan dalam menjalankan amanah ini. Amin.

~ Pujon Malang, 06-08-2025

👉 Bagi yang ingin berdonasi dan berpartisipasi untuk program ini bisa langsung menghubungi kami sebagai pelaksana khidmah:
📞 082331122979 (Umar Faruq/Hawariy Pusat)

🌷BERITA DUKAAshab Hawariy Ash Shofwah______________________________إِنَّا لِلّٰهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَSegenap A...
28/07/2025

🌷BERITA DUKA
Ashab Hawariy Ash Shofwah
______________________________

إِنَّا لِلّٰهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ

Segenap Ashab dan Pengurus HAWARIY ASH SHOFWAH AL MALIKIYYAH menyampaikan duka mendalam atas wafatnya Akhi H. Luqman Yusuf Gresik.

Mohon barokah doa dan fatihah untuk Almarhum,

اللَّهُمَّ اغْفِرْلَه وَارْحَمْه وَعَافِه وَاعْفُ عَنْه وَاكْرِمْ نُزُلَه وَوَسِّعْ مَدْخَلَه، الفَاتِحَةْ...

🎙️HAWARIY PUSAT
📞 082331122979
___________________________
~ Alamat rumah duka: Desa Lumpur Gresik
~ Narahubung: 0853-3525-1993 (keluarga almarhum)

Kabar Dari Rimba•~oOo~•Walau dengan keterbatasan akses dan medan, tidak menyurutkan semangat para santri da'i yang sedan...
04/07/2025

Kabar Dari Rimba

•~oOo~•

Walau dengan keterbatasan akses dan medan, tidak menyurutkan semangat para santri da'i yang sedang ber-khidmah melakukan pembinaan Suku Anak Dalam di kawasan rimba Bukit Dua Belas pedalaman Jambi Sumatera. Ke-istikamahan mereka membuahkan hasil.

Pagi-pagi, ada laporan dari santri da'i yang sedang ber-khidmah di dalam rimba, bahwa mereka sedang bersiap membersamai anak rimba yang baru mualaf untuk berangkat mondok ke pesantren. Harapannya, kelak sep**ang dari pesantren, anak-anak rimba ini akan menjadi pelanjut amanah pembinaan masyarakat Suku Anak Dalam.

Kabar ini sangat mengesankan. Pasalnya, berdakwah di dalam rimba tidak semudah di tempat lain. Tantangannya sangatlah komplit. Jika musim kemarau, kesulitan air bersih. Jika musim penghujan akses masuk ke dalam rimba sejauh 5 km berkubang lumpur.

Jika para santri da'i telah membersamai masyarakat Suku Anak Dalam dan berhasil menyadarkan anak-anak rimba untuk mau mondok, ini sebuah prestasi yang luar biasa. Karena butuh kegigihan untuk meyakinkan mereka akan pentingnya mondok disaat mereka asyik dengan pola hidup berburu dan berpindah-pindah.

Saat ini di dalam rimba, ada dua santri utusan dari Universitas Al Falah Assunniyah (UAS) Kencong Jember asuhan Gus Doktor Rijal Mumazziq yang sedang menjalankan pembinaan Suku Anak Dalam sebagai kelanjutan dari program dakwah Hai'ah Ash Shofwah Al Malikiyyah. Kedua mahasiswa UAS itulah yang membersamai masyakarat rimba, mendampingi keseharian mereka sembari membina keislamannya.

Mohon barokah doa dan partisipasi dari semuanya untuk ke-istikamahan program pembinaan Suku Anak Dalam ini. Bagi lembaga pesantren atau kampus yang ingin berpartisipasi dan tergabung dalam program ini, kami sampaikan terima kasih teriring doa Jazakumullah Khoiron.

Bang Oemar
Hawariy Ash Shofwah Al Malikiyyah






Sowan Ke Pujon•~oOo~•Lebih setahun saya tidak sowan ke Abi Ihya' Pujon terkait laporan pembinaan Suku Anak Dalam. Pasaln...
03/07/2025

Sowan Ke Pujon

•~oOo~•

Lebih setahun saya tidak sowan ke Abi Ihya' Pujon terkait laporan pembinaan Suku Anak Dalam. Pasalnya, satu tahun terakhir ini program pengiriman santri da'i ke Suku Anak Dalam sudah dibackup oleh kampus Universitas Al Falah Assunniyah (UAS) Kencong Jember yang dinakhodai oleh Gus Doktor Rijal Mumazziq.

Sejak awal pengiriman santri da'i ke SAD pada tahun 2018, Hai'ah Ash Shofwah Al Malikiyyah sebagai organisasi resmi alumni Abuya Al Maliki melibatkan beberapa lembaga pesantren dan kampus Islam untuk bersinergi dalam program dakwah ini. Beberapa jaringan pesantren dan kampus dimintai untuk mengirimkan santrinya dalam program pembinaan Suku Anak Dalam.

Kampus UAS Kencong Jember, termasuk mitra khidmah dan dakwah terkhusus program pengiriman santri da'i ke Suku Anak Dalam yang diinisiasi oleh Hai'ah Ash Shofwah Al Malikiyyah. Lembaga lain yang juga terkoneksi dalam program pembinaan SAD ini antara lain, PP. Nurul Haromain Pujon Malang, PP. Salafiyah Syafi'iyah Situbondo, PP. Darullughah Wadda'wah Bangil, PP. Darurtauhid Purworejo, PP. Nurul Haromain Kulonprogo, PP. Langitan, PP. Al Anwar Sarang, dan beberapa lembaga lainnya.

Hari ini, saya sowan ke Abi Ihya di Pujon Malang. Membersamai para pengurus kampus Universitas Al Ibrahimy yang berada di bawah naungan PP. Salafiyah Syafi'iyah Situbondo. Agendanya, silaturahim sekaligus laporan rencana pengiriman santri da'i ke SAD delegasi kampus Universitas Al Ibrahimy Situbondo.

"Dalem matur Abi. Alhamdulillah sampai sekarang program pembinaan SAD terus berjalan secara lestari. Saat ini yang ada di sana utusan dari kampus Universitas Al Falah Assunniyah Kencong Jember, binaan Kiai Sadid Jauhari. Lha, bulan depan insya Allah akan ditambah dari santri PP. Salafiyah Syafi'iyah Situbondo sejumlah empat santri untuk tergabung dalam program pembinaan SAD ini. Mohon doa barokah dari Abi semoga kami yang menjalankan amanah ini diberi kekuatan, keikhlasan, dan ke-istikamahan..." Sekalian saya laporkan perkembangan program ini.

Para asatidz dari Sukorejo Situbondo ini pun melengkapi laporannya bahwa selain empat santri yang akan dikirim ke pedalaman Jambi, juga aada sekitar tujuh santri Sukorejo Situbondo yang akan akan dikirim ke Pujon dalam program KKN Universitas Al Ibrahimy.

Program pembinaan SAD yang digagas oleh Hai'ah Ash Shofwah Al Malikiyyah terus berjalan lestari. Walaupun ada beberapa kendala dan tantangan, tetapi semua bisa terlewati. Misalnya, mulai dari penolakan di awal-awal pengiriman, santri di tinggal sendirian di dalam hutan sementara masyarakatnya pergi berburu berminggu-minggu, kesalahpahaman santri da'i dengan warga SAD, atau tantang yang bersifat metafisik juga kerap dialami. Belum lagi tantangan medan yang ekstrim, kekurangan pendanaan, kehabisan bahan bakar, kekurangan amunisi, atau kesulitan air bersih. Sangat kompleks sekali tantangan di dalam rimba. Kendati demikian, semua bisa dilewati oleh para santri da'i.

So, saya menyampaikan terima kasih kepada semua elemen yang ikut berpartisipasi dalam program dakwah dan khidmah ini. Jazakumullah khoiron.

~ Pujon, Awal Juli 2025

30/11/2023

Mantra Orang Rimba

•~oOo~•

Setibanya di pemukiman Suku Anak Dalam kawasan Punti Kayu Dua desa Bukit Suban kecamatan Air Hitam kabupaten Sarolangun Jambi, para santri da'i utusan Hai'ah Ash Shofwah Al Malikiyyah disambut oleh Ustadz Ali, tokoh masyarakat rimba di kawasan Bukit Duabelas. Ustadz Ali selalu menyambut hangat setiap kedatangan para santri da'i di setiap tahapan.

Nama rimba (asli) Ustadz Ali adalah Benyanyi putera Si Ghemumbak. Si Benyanyi masih saudara dengan Si Balus alias Pak Saidun, kepala suku di Punti Kayu Dua. Juga masih saudara dengan Si Bencinto alias Temenggung Afrisal, kepala suku di kawasan Singosari desa Pematang Kabau. Ustadz Ali terkenal ahli berburu dan mengambil madu. Beliau menguasai banyak mantra sebagai identitas orang rimba. Diantaranya adalah Mantra Mengambil Madu.

"Assalamualaikum.
Dahan jagambang.
Hihi dahan jagambang.
Bagiku lalu.
Hihi bagiku lalu kubelai
Panjang kubelai
Tergantung dawang
Lalamo tinggal adik eiy."

Ini contoh bait mantra yang harus dibaca ketika hendak mengambil madu. Semacam berpamitan kepada para lebah dan ratunya. Terlihat dari ucapan "Assalamualaikum" sebagai pembuka bait mantra. Jika mantra ini sudah dibaca, dijamin tidak akan disengat oleh lebah walau mereka naik pohon sialang tanpa mengenakan baju.

Yang menarik dari beberapa bait mantra Orang Rimba adalah ketika mereka mengawali dengan "Assalamualaikum", dengan "Bismillahirrahmanirrahim", dan diakhiri "Laa ilaaha illallah Muhammad Rasulullah." Padahal mereka sebelumnya bukan pemeluk agama Islam, tetapi kalimat-kalimat suci dalam Islam banyak dijumpai dalam bait-bait mantra Orang Rimba.

Yassalam.

Kali ini, saya bersama empat santri delegasi PP. Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo Situbondo tiba di perkampungan Suku Anak Dalam di kawasan Punti Kayu Dua desa Bukit Suban kecamatan Air Hitam kabupaten Sarolangun Jambi Sumatera. Santri da'i tahapan ke IX ini menggantikan dua Mahasantri UAS (Universitas Alfalah Assunniyah) Kencong Jember dan satu santri PP. Daruttauhid Purworejo Jawa Tengah.

Mohon barokah doa dari panjenengan semoga kami diberi kekuatan, keikhlasan, dan keistikamahan dalam menjalankan amanah Pembinaan Suku Anak Dalam sebagai program dakwah dan tarbiyah Hai'ah Ash Shofwah Al Malikiyyah ini. Dan terima kasih disampaikan kepada para Aghniya', dermawan, dan muhibbin yang telah ikut berpartisipasi dan berdonasi untuk program dakwah dan tarbiyah ini. Teriring doa, jazakumullah khoiron.

Yassalam.




Menjahit Jejaring Dakwah Kaum Santri[Catatan 5 Tahun Program Pembinaan Suku Anak Dalam]~ bang oemarSejak awal saya menda...
15/11/2023

Menjahit Jejaring Dakwah Kaum Santri
[Catatan 5 Tahun Program Pembinaan Suku Anak Dalam]

~ bang oemar

Sejak awal saya mendapat amanah dari Maktab Markazi (Pengurus Pusat) Hai'ah Ash Shofwah Al Malikiyyah (sekira Nopember 2018) untuk menjalankan program dakwah dan tarbiyah pembinaan Suku Anak Dalam, sejak saat itu p**a saya mulai merangkai-rangkai jejaring dakwah yang sekiranya bisa dijahit. Memetakan beberapa entitas yang terserak agar terajut kuat. Karena program pembinaan Suku Anak Dalam ini membutuhkan sinergi antar beberapa elemen.

Lima tahun sudah program ini berjalan dengan sembilan angkatan pengiriman santri. Lintas jejaring disinergikan. Akhirnya, satu elemen dengan yang lain bisa saling menguatkan. Antar entitas santri pun terbangun jejaring dakwah yang sinergis.

~ Jaringan Nurul Haromain Pujon

Sejak awal, jaringan Pujon sudah aktif terlibat. Mulai survei pertama hingga pengiriman angkatan ke sembilan ini, jejaring Nurul Haromain Pujon tetap eksis mensupport agenda pembinaan Suku Anak Dalam. Karena secara normatif, setiap santri yang akan dikirim ke pedalaman Bukit Dua Belas ini harus mengikuti pembinaan selama 21 hari yang disebut Masa Tau'iyah terlebih dahulu di Pondok Nurul Haromain Pujon. Dan agenda itu berjalan hingga pengiriman angkatan ke sembilan saat ini.

Awal survei saya mengajak Kiai Masyhur Farohi, alumni senior Nurul Haromain Pujon. Lalu pengiriman tahap pertama, adalah dua santri dari Ma'had Nurul Haromain Pujon. Ustadz Nur Yasin Wonosobo dan Ustadz Saiful Sumenep. Kedua santri Pujon ini menjalani amanah pembinaan Suku Anak Dalam selama dua tahap.

~ Jaringan Dalwa Pasuruan

Jejaring Pesantren Dalwa (Darullughah Waddakwah) Bangil Pasuruan terlibat sejak awal dalam program pembinaan ini. Waktu awal survei ke Air Hitam, delegasi Pondok Dalwa ikut serta yang diwakili oleh Dr. Fauzi Hamzah dan Dr. Imaduddin Sabran . Kemudian dilanjutkan dengan pengiriman dua santri Dalwa agar ikut dalam program pembinaan Suku Anak Dalam. Ustadz Zulkarnain dari Batam dan Ustadz Iqbal Baraqbah dari Riau, adalah santri Dalwa yang dikirim untuk membina Orang Rimba.

Habib Zain Baharun, pengasuh Pondok Dalwa yang paling antusias dengan program pembinaan ini. Sebagai Naibul Amin Hai'ah Ash Shofwah Al Malikiyyah, Habib Zain selalu motivasi dan mensupport jalannya program dakwah dan tarbiyah ini. Sehingga beberapa alumni Dalwa kemudian ikut terlibat dalam program ini. Misalnya, Dr. Sulaiman, alumni Dalwa yang tinggal di Palembang ini selalu setia menjamu para santri yang akan dikirim ke Jambi dan kebetulan transit di kota Ampera.

~ Jaringan Kencong Jember

Kiai Sadid Jauhari, pengasuh PP. Assuniyah Kencong Jember adalah penggagas utama program ini. Beliau yang survei pertama kali, yang mengkombinasikan dengan pejabat di Sarolangun, dan juga mengirim santrinya untuk berkhidmah membina Suku Anak Dalam.

Wasilah Kiai Sadid, saya kemudian dikenalkan dengan Gus Rijal Mumazziq Z, Rektor UAS (Universitas Al Falah Assunniyah) Kencong Jember. Gayung bersambut, gerakan Gus Rektor luar biasa. Beliau menyambut program ini dengan totalitas. Beberapa mahasiswa UAS dikirim ke Jambi. Tak hanya itu. Beberapa jaringan beliau disinergikan untuk menguatkan program ini. Mulai lembaga zakat hingga para aghniya'. Sehingga, program ini tidak hanya kuat secara SDM tetapi kokoh secara finansial.

~ Jaringan Sukorejo Situbondo

Waktu awal pengiriman guru ke Suku Anak Dalam, Kiai Azaim Ibrohimi selaku pengasuh Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo Situbondo turut mengantar ke Jambi bersama Gus Syamsuddin Rusdi. Setelah bertemu dengan Bupati Sarolangun di pendopo, Kiai Azaim rela menembus belantara Bukit Dua Belas untuk mengantar dua santri utusan Hai'ah Ash Shofwah Al Malikiyyah ke kawasan Lubukjering kecamatan Air Hitam. Beliau bertemu langsung dengan warga Suku Anak Dalam. Tak segan mendekat dan berkomunikasi dengan mereka.

Setelah kunjungan Kiai Azaim itu, Pondok Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo Situbondo kemudian mengirim beberapa santri untuk terlibat dalam program pembinaan Suku Anak Dalam ini. Tiga gelombang santri dikirim ke pedalaman Jambi disinergikan dengan program KKN kampus Universitas Ibrohimi Sukorejo Situbondo.

Jaringan Sukorejo Situbondo semakin kuat ketika komunitas alumni yang tergabung dalam IKSASS juga terlibat aktif. Sejak dari Malang, sebelum dikirim ke Jambi para santri mampir sejenak di Pondok Beras asuhan Kiai Bukhori yang juga alumni Sukorejo. Setibanya di Palembang, terhubung dengan mbak Pyo Luthfia Fataty alumni Sukorejo yang sukses jadi penguasa bros berkelas. Mbak Pyo dan Gus Ahmad David suaminya selalu siaga berkhidmah menyambut kedatangan para santri utusan Sukorejo Situbondo.

IKSASS Jambi juga sigap merespon program ini. Secara bergilir mereka mengunjungi santri yang ditugaskan membina Suku Anak Dalam. Sehingga para santri merasa diperhatikan oleh para seniornya yang sesama alumni Sukorejo Situbondo.

~ Jaringan Sarang & Langitan

Munculnya program pembinaan Suku Anak Dalam ini tidak terlepas dari inisiasi para kiai alumni Sarang dan Langitan. Ada beberapa alumni Sarang dan Langitan yang tinggal di Jambi dan mengasuh pondok pesantren. Beliau-beliau yang menjadi komunikator antara pemerintah setempat dengan Hai'ah Ash Shofwah. Sehingga program pembinaan Suku Anak Dalam ini terwujud sampai saat ini.

Alumni Sarang ada Kiai Nafi' bin Buya Salik Pelawan (Alumni Abuya Al Maliki), Kiai Kamil Pelawan, Kiai Mbah Imam Hambali Singkut, Kiai Ahdal Bukit Suban, dan beberapa kiai dan asatidz lainnya. Alumni Langitan ada Kiai Abdul Qadir Pauh (Alumni Abuya Al Maliki), Kiai Bakhir Mandiangin, Kiai Rois Mandiangin, Kiai Munir Pelawan, Kiai Zainal Singkut, dan beberapa kiai lainnya. Beliau-beliau yang membackup pelaksanaan program ini. Bahkan sebelum Ash Shofwah, Pondok Langitan sudah pernah mengirim dua santrinya ke Suku Anak Dalam, yaitu Kiai Hanif Shofwan dan temannya.

~ Jaringan Purworejo

Sebagai bagian dari Hai'ah Ash Shofwah Al Malikiyyah, Kiai Thoifur Mawardi juga punya andil besar dengan kegiatan ini. Selain mengirim santri untuk melakukan pembinaan Suku Anak Dalam, Kiai Thoifur juga melibatkan para santri dan muhibbin beliau yang ada di Jambi agar mensupport program dakwah ini.

Beberapa santri dan muhibbin Kiai Thoifur yang diberi amanah untuk terlibat antara lain Kiai Rohmat Jambi, Haji Robet Jambi, dan beberapa alumni Purworejo lainnya. Dengan jaringan Purworejo ini, banyak membantu proses pengiriman dan pemenuhan kebutuhan dakwah di Suku Anak Dalam.

Selain Kiai Thoifur Purworejo, Kiai Sirojan Muniro Kulonprogo juga telah mengirim santrinya untuk ikut terlibat dalam program pembinaan Suku Anak Dalam.

~ Jaringan Semendo

Pondok Nurul Haromain Semendo Muara Enim asuhan Kiai Dainawi Gerentam Bumi, juga memiliki andil besar dalam keberlangsungan program pembinaan SAD ini. Gus Mujtaba dan Kiai Imam Haramain, putera Kiai Gerentam Bumi, sangat bersemangat untuk membackup kegiatan ini. Mulai dari penyediaan tempat bermalam, akomodasi, bahkan kadang tiket transportasi.

Jaringan alumni Semendo yang tergabung dalam Ikbal Marom, seringkali terlibat dalam proses pengiriman santri ke Jambi. Sesekali para santri diminta bermalam di Semendo Muara Enim. Sekali p**a pernah disambungkan dengan Bang Firmansyah Salman Tanjung Enim, salah satu santri pengkhidmah Kiai Gerentam Bumi. Dan pernah juga disuruh bermalam di markas Iqbal Marom di Palembang, disambut oleh alumni senior semisal Ustadz Idil Fitrah , Ustadz Alpaqih Andopa , dan sebagainya.

~ Jaringan UIN Malang

Sebagai alumni UIN Malang, saya tidak menyia-nyiakan momentum ini menjalin sinergi denga kawan-kawan yang pernah kuliah di UIN Malang dan tinggal di sekitar Palembang Jambi. Dan ini efektif. Setidaknya, ketika saya berada suatu kota yang dilintasi perjalanan ke Jambi, saya bisa menghubungi mereka, lalu mengajak ngopi.

Ternyata jaringan UIN Malang cukup merata. Dari Lampung hingga Jambi. Di Lampung saya bisa terhubung dengan Bang Sarohmad Zilzaf , owner penerbit Literasi Nusantara yang sering saya jadikan tempat ampiran. Di Palembang, saya terhubung dengan Dr. Zainuddin Sattar Dosen Universitas Al Ittifaqiyah, Mbak Ajeng Puspa R , dan Gus Hakim. Bergeser ke Muara Enim, saya bisa ngopi dengan Gus Mustofa Topeng Al Wajah . Di Lubuklinggau ada Dr. Taufik, dosen Universitas Islam Silampari.

Di Jambi, saya bertemu dengan Mbak Fenti Rakhmawati dan Mas Faiz , suami istri dari Singosari Malang yang menetap di Hitam Ulum Merangin. Juga Mas Imron Habib , senior Pagar Nusa yang tinggal di Muara Delang. Ada Gus Muttaqin Ahmad , adik tingkat di UIN Malang kini tinggal di Rimbo Bujang. Dan beberapa alumni UIN Malang yang bisa diajak bersinergi.

~ Jaringan NU

Jamak diketahui, bahwa jam'iyah Nahdlatul Ulama merupakan jejaring sosial keagamaan yang tersebar luas hampir ke pelosok nusantara. Tak terkecuali di wilayah Sumatera. Jaringan ini sangat potensial untuk dijahit menjadi kekuatan dakwah yang sinergis.

Di Palembang, saya jumpa Gus David Ahmad , suami Mbak Pyo yang juga aktif di PWNU Sumatera Selatan. Di Sarolangun, ada jaringan Pagar Nusa dan Banser Air Hitam yang selalu berjalan seiring dalam program pembinaan Suku Anak Dalam. Bergeser ke Muara Enim, saya diajak ngobrol dengan jajaran PCNU Muara Enim di kantor NU. Dan di Lubuklinggau, saya bisa tersambung dengan Kiai Ahmadi, ketua PCNU Lubuklinggau yang ternyata asli Lamongan.

Gus Rijal Mumazziq, sangat perhatian masalah ini. Sehingga ketika ada bantuan dua armada sepeda motor untuk operasional para santri da'i, langsung dicat hijau dan diberi stiker NU. Hal ini untuk menegaskan sinergitas antara jaringan Hai'ah Ash Shofwah Al Malikiyyah dengan jaringan Nahdlatul Ulama.

Dan masih banyak jejaring dakwah yang sudah dan belum terjahit. Semua butuh waktu serta komunikasi yang intens. Karena dengan bersinergi, maka program dakwah dan tarbiyah ini akan berjalan sukses dan lestari. Insya Allah.

Yassalam.

~ Bakaheuni, 15 Nopember 2023

Address

Kawasan Sun Bizz City Porong Sidoarjo
Sidoarjo

Telephone

+6282331122979

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Hawariy Ash Shofwah Al Malikiyyah posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Share